Cimahi, IB
Imprastruktur Desa Cimulya Kecamatan Cimahi masih tertinggal dibanding desa lainnya. Untuk itu, kata Kuwu Cimulya, Dastam Sanusi, perlu adanya perhatian ekstra dari pemerintah agar ada percepatan pembangunan imprastruktur di desanya.
Sebagai gambaran kondisi jalan poros desa maupun jalan lingkungan secara umum masih memprihatinkan. Jalan poros desa mulai Jalan Raya Cibeureum melalui Desa Sukadana sepanjang 6 kilometer sudah rusak. Padahal jalan ini sudah diperbaiki tahun 2007 dan 2008 lalu. Mungkin karena pengerjaannya oleh rekanan yang serampangan, sehingga tak lebih dari setahun jalan kembali rusak.
Bagi warga Cimulya, bepergian langsung ke kantor Camat Cimahi melalui Desa Gunungsari masih merupakan impian yang entah kapan akan terwujud. Sehingga bila ada keperluan mau ke kantor camat, terpaksa harus rela keliling melalui Desa Sukadana baru ke Margamukti dengan jarak tempuh sekira 12 km.
Keinginan untuk memiliki Jalan poros Cimulya – Gunungsari itu sudah puluhan kali diusulkan kepada Pemkab Kuningan untuk dibangun, namun belum juga ada realisasinya.
Tapi, bila anda seorang adventure sejati tidak ada salahnya mencoba jalan sepanjang 2,5 km ini. “Barangkali untuk menambah pengalaman petualangan anda. Sebenarnya anda bisa melalui jalan ini pada musim kemarau, tapi kalau seperti sekarang di musim hujan, jangan harap anda selamat. Kecuali anda punya keahlian khusus melalui jalan ini,” kata Dastam didampingi Sekdes Toto Mugiharto, Sabtu (9/1).
Dalam kondisi yang serba terbatas ini Dastam Sanusi terus berupaya keras memuaskan warganya. Upayanya itu diantaranya pada 2008 lalu, jalan lingkungan sudah diaspal, seperti di Blok Pahing dan Wage dari PPIP.
Dan sekarang dengan dana penguatan imprastrukur dari Pemprov Jabar sebesar Rp. 100 juta digunakan untuk membuat riul dan tebing pada sembilan titik pekerjaan tersebar di lima dusun. Tebing dibangun dengan ketinggian sekira 150 cm sepanjang 139 meter, sedangkan riul yang dibangun mulai bale desa dengan rata-rata kedalaman 60 cm, sepanjang 402 meter.
“Kini jalan di tengah desa sedang ditata dengan dibangun riul di samping kiri dan kanan jalan. Mudah-mudahan ke depannya badan jalannya bisa diaspal,” harap Dastam Sanusi.
Ia mengaku mengaspal merupakan keinginan semua warga, sayangnya dananya tidak akan mencukupi. Padahal melihat potensi alamnya cukup lumayan sebagai sentra penghasil jagung dan nilam di Kuningan timur. (tan)