Arsip Kategori: edisi 137

Imprastruktur Desa Cimulya Masih Tertinggal

Cimahi, IB

Imprastruktur Desa Cimulya Kecamatan Cimahi masih tertinggal  dibanding desa lainnya. Untuk itu, kata Kuwu Cimulya, Dastam Sanusi, perlu adanya perhatian ekstra dari pemerintah agar ada percepatan pembangunan imprastruktur di desanya.

Sebagai gambaran kondisi jalan poros desa maupun jalan lingkungan secara umum masih memprihatinkan. Jalan poros desa mulai Jalan Raya Cibeureum melalui Desa Sukadana sepanjang 6 kilometer sudah rusak. Padahal jalan ini sudah diperbaiki tahun 2007 dan 2008 lalu. Mungkin karena pengerjaannya oleh rekanan yang serampangan, sehingga tak lebih dari setahun jalan kembali rusak.

Bagi warga Cimulya, bepergian langsung ke kantor Camat Cimahi melalui Desa Gunungsari masih merupakan impian yang entah kapan akan terwujud. Sehingga bila ada keperluan mau ke kantor camat, terpaksa harus rela keliling melalui Desa Sukadana baru ke Margamukti dengan jarak tempuh sekira 12 km.

Keinginan untuk memiliki Jalan poros Cimulya – Gunungsari itu sudah puluhan kali diusulkan kepada Pemkab Kuningan untuk dibangun, namun belum juga ada realisasinya.

Tapi, bila anda seorang adventure sejati tidak ada salahnya mencoba jalan sepanjang 2,5 km ini. “Barangkali untuk menambah pengalaman petualangan anda. Sebenarnya anda bisa melalui jalan ini pada musim kemarau, tapi kalau seperti sekarang di musim hujan, jangan harap anda selamat. Kecuali anda punya keahlian khusus melalui jalan ini,” kata Dastam didampingi Sekdes Toto Mugiharto, Sabtu (9/1).

Dalam kondisi yang serba terbatas ini Dastam Sanusi terus berupaya keras memuaskan warganya. Upayanya itu  diantaranya pada 2008 lalu, jalan lingkungan sudah diaspal, seperti di Blok Pahing dan Wage dari PPIP.

Dan sekarang dengan dana penguatan imprastrukur dari Pemprov Jabar sebesar Rp. 100 juta digunakan untuk membuat riul dan tebing pada sembilan titik pekerjaan tersebar di lima dusun. Tebing dibangun dengan ketinggian sekira 150 cm sepanjang 139 meter, sedangkan riul yang dibangun mulai bale desa dengan rata-rata kedalaman 60 cm, sepanjang 402 meter.

“Kini jalan di tengah desa sedang ditata dengan dibangun riul di samping kiri dan kanan jalan. Mudah-mudahan ke depannya badan jalannya bisa diaspal,” harap Dastam Sanusi.

Ia mengaku mengaspal merupakan keinginan semua warga, sayangnya dananya tidak akan mencukupi. Padahal melihat potensi alamnya cukup lumayan sebagai sentra penghasil jagung dan nilam di Kuningan timur. (tan)

Desa Sumberjaya – Sagaranten Tembus

Ciwaru, IB

Jembatan rangka bambu yang menghubungkan Desa Sumberjaya dan Desa Sagaranten kini telah sirna, berganti dengan rangka baja. Hal itu, kata Kuwu Sumberjaya Kec. Ciwaru, Edo Suhada untuk mengimbangi perkembangan teknologi dan tuntutan masyarakat. “Jembatan Cihoje yang dibangun itu merupakan tuntutan masyarakat untuk meningkatkan perkembangan perekonomian,” kata Edo Suhada, di ruang kerjanya, Jum’at (15/1).

Menurut Edo, selain dari segi ekonomi dibangunnya jembatan itu merupakan respon atas tuntutan warga Blok Pamahan Dusun Karanganyar yang menginginkan dari desanya bisa terhubung dengan alat transportasi roda empat.

Jembatan dibangun berukuran panjang 14 meter, lebar 3 meter dan tinggi 6 meter yang dikerjakan secara PJBM. Untuk mendukung kegiatan ini, Dinas Bina Marga Kab. Kuningan membantu baja dalam berbagai ukuran, vipa besi 2,5 inc sembilan batang dan semen 244 zak. Sedangkan masyarakat Dusun Karanganyar yang berjumlah 125 rumah berpartisipasi dengan menyumbangkan split, pasir dan tenaga.

“Teknik menyumbang dalam pengumpulan dana berdasarkan cluster keluarga. Kelas 1 Rp. 100 ribu, kelas 2 Rp. 75 ribu dan kelas 3 Rp. 50 ribu per somah (rumah),” ujarnya.

Sementara, dana bantuan penguatan infrastruktur sebesar Rp. 100 juta, sebut Edo, digunakan untuk merehab dan membuat senderan jalan. Panjang jalan itu 1.500 meter. Kegiatan ini juga didukung oleh dana swadaya sebesar Rp. 3 juta.

“Kedepan saya berharap bisa segera merampungkan jalan dari Blok Pamanahan tembus Desa Sagaranten yang berjarak sekira 3 km. Untuk jembatannya kan sudah,” katanya diamini Sekdes Karto, S.AP, M.Si. (gie)

Desa Cikeusal Bangun Polindes

Cimahi, IB

Ada tiga tolok ukur indek pembangunan manusia (IPM) meliputi pendidikan, kesehatan dan peningkatan daya beli masyarakat. Berkenaan dengan peningkatan indek kesehatan, Pemerintah Desa Cikeusal kini tengah membangun Polindes.

Kuwu Cikeusal, Aruman pada 14 Januari 2010 telah meletakkan batu pertama pembangunan Polindes dengan posisi di pojok utara alun-alun desa. Bangunan berukuran 24 meter² rencananya terdiri dari tiga ruangan yakni ruang pemeriksaan, ruang tunggu dan kamar kecil. Pembangunan berasal dari PNPM Generasi Cerdas dan Sehat sebesar Rp. 35 juta dan swadaya masyarakat senilai Rp. 2 juta.

Ulan C.Spd, Bagian Teknik TPK PNPM menargetkan pembangunan Polindes selesai dalam 90 hari sesuai RAB (rencana anggaran belanja).

Ketua TP PKK Desa Cikeusal, Kokom Aruman mengaku gembira dengan dibangunnya Polindes. Dengan harapan kegiatan Posyandu lebih mudah dilaksana-kan. “Polindes merupakan kebutuhan kami dan sehat nomor satu, makanya saat mulai bekerja bikin tumpeng, semoga warga kami semuanya sehat,” ujar Ny. Kokom Aruman.

Selain membangun Polindes, dibangun pula riul jalan sepanjang 600 meter di beberapa titik. Harapan Kuwu Aruman ke depannya kantor bale desa dan alun-alun direncanakan bisa dipagar.

Sebagai langkah awal penataan lingkungan bale desa, bangunan tua di sebelah utara alun-alun kini tak tampak lagi, diratakan dengan tanah untuk lapangan bola voli. (gie)

Bale Desa Ciketak Direhab

Kadugede, IB

Pemerintah Desa Ciketak Kecamatan Kadugede sedang merehab total bale desa. Dana untuk rehab berasal dari ADD 2009 sebesar Rp. 13 juta, bantuan Pemkab Kuningan Rp. 20 juta dan swadaya masyarakat.

Kuwu Ciketak, Suja didampingi Sekdes, Suka Sudrajat menjelaskan, rehab dilakukan mulai atap, kusen dan menambah luas dua lokal. Sehingga bangunan yang semula berukuran 168 M²  itu bertambah luas.

Menurut Suja, dukungan masyarakat sangat besar berupa tenaga dan makanan. “Namun yang terpenting adanya kebersamaan, kekompakan dan rasa memiliki dalam melaksanakan pembangunan di desa ini,” kata Suja.

Desa Ciketak memiliki penduduk 1.467 jiwa, terdiri dari 407 KK, dengan luas wilayah 66,75 ha dan mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani. Sebelumnya telah melaksanakan pembangunan gapura desa dan tebing jalan sepanjang 7 meter dengan tinggi 4 meter dari ADD dan swadaya masyarakat.

Ia berterimakasih kepada Bupati dan kepala BPMD Kab. Kuningan yang telah memberi bantuan dana rehab bale desa serta masyarakat desanya yang telah berpartisipasi dalam pembangunan. “Saya berharap Pemkab Kuningan bisa memberikan bantuan guna peningkatan sarana dan prasarana di desa kami melalui program PPIP (percepatan peningkatan imprastuktur perdesaan ) yang telah diajukan,” harap dia. (CR)

Desa Jalatrang Berupaya Mengejar Ketertinggalan

Cilebak, IB

Warga Desa Jalatrang Kecamatan Cilebak berupaya mengejar ketertinggalan dari desa lainnya. Desa ini termasuk salah satu desa yang menerima dana penguatan imprastruktur di kawasan perbatasan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Sekdes Jalatrang, Saprudin didampingi tokoh masyarakat setempat, Solihin menyebutkan, dana sebesar Rp. 100 juta itu digunakan untuk membangun saluran air (drainase) di lingkungan desa sepanjang 100 meter.

Juga untuk memperbaiki jalan lingkungan di Blok Cileuweung sepanjang 150 meter. “Kami berupaya melakukan pemerataan pembangunan di beberapa dusun hal ini untuk memenuhi tuntutan mereka atas keinginan memiliki lingkungan yang bersih dan sehat,” kata Saprudin, di rumahnya, Kamis (14/1).

Selain itu dibangun pula saluran air bersih dari mata air Cimara. “Kita sudah selesai membangun bendungan dan memasang piva sampai ke captering (bak penampungan). Untuk selanjutnya disalurkan kepada masyarakat,” jelasnya. (tan)

Miharep APBD Monteng ka Rahayat

Ku T. Sukartanu, SH

Ping 31 Desember 2009 nu anyar kaliwat, RAPBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 2010 jeung tilu Raperda disaluyuan jadi Perda ku DPRD Kabupaten Kuningan. Tilu Raperda eta ngawengku Perda Retribusi Pelayanan Kesehatan pada RSUD 45 Kuningan, Perda Penyeleng-garaan Menara Telekomunikasi Bersama, katut Perda Penataan Lima Wilayah Kecamatan.

Dina APBD 2010, pendapatan daerah gedena Rp. 932.544129.511, balanja daerah Rp. 956.075.684.990, depisit Rp. 23.531.555.43. Ari keur pembiayaan daerah, panarimaan Rp. 26.731.555. 439. jeung pangaluaran Rp. 3.200.000. 000,00, neto Rp. 23.531.555.439.

Pendapatan daerah tina PAD (pendapatan asli daerah) Rp. 70.239.830.000, dana perimbangan Rp. 794.619.865. 000, jeung pendapatan lianna nu sah Rp. 67.684.434.551,00. Pikeun balannja daerah, ngawengku balanja teu langsung Rp. 716.481.896.357 jeung  balanja langsung Rp. 239.593.788.633,00.

Sawang bae geura tina pos balanja teu langsung, ngawengku balanja pagawe (gaji jeung tunjangan) gedena Rp. 643.875.104.585. Sesana, hibah Rp. 31.065.700.000, Bantuan sosial Rp. 6.547. 000.000, bagi hasil Rp. 1.200.000.000, Bantuan keuangan Rp. 30.644.665. 000, katut balanja teu kaduga Rp. 3.149.426.722. Ari balanja langsung  ngan ukur Rp. 239.593.788.633,00, eta oge kacangkolong ku balanja pagawe Rp. 46.630.235.000.00, (cadangan naek golongan/gaji pagawwe), balanja barang jeung jasa (baheula bea pangawangunan) Rp. 152.304. 374.783, katut belanja modal Rp. 40.659.178.850,00. Ningali kitu saur sawatara masarakat mah APBD Kabupaten Kuningan acan monteng (pro) rakyat tapi monteng ka birokrat.

Tilu Raperda

Ketua Pansus tilu Raperda Raperda, Ir. Abrianto Setiawan netelakeun yen pikeun ngaronjatkeun darajat sumber daya manusa (SDM) dina raraga pangwangunan perlu bebenah jeung nambahan sarana jeung prasarana (pangrojong). Hal eta luyu sareng naek kelasna RSUD 45 Kuningan tina type C ke B, katut salasahiji upaya pikeun ningkatkeun PAD, nu matak retribusi dinaekkeun. Dipiharep naekna retribusi eta henteu jadi bangbaluh keur rahayat leutik, jalaran tos aya Jamkesmas (Askeskin atanapi Banbup).

Sanggeus di robah, rawat inep naek 25%, bea operasi kleutik (OK) naek 30%, bea ambulan 25%, pikeun Paket 1 – 4 tindakan rawat jalan jeung IGD ngan ukur naek 50%, jeung pangladen kasehatan di luar paket naek 30%.

Naekna retribusi numutkeun Abrianto kawilang rasional pisan, dumeh pasen ngan ukur bayar sakali, tarif eta oge leuwih murah ti batan rumah sakit suwasta.

Kaluarna Perda Penyelenggaraan Menara Telekomunikasi Bersama, dipalar sangkan menara tower anu tos sumebar di sabudereun Kabupaten Kuningan jiga supa keur usum ngijih bisa ditata kalayan daria. Dina Perda geus pancegkeun zona-zona pikeun pangwangunan jeung ngoperasikeun menara diluyukeun jeun kaedah tata ruang katut kaamanan,katertiban lingkungan serta estetika. Kahareupna dipaharep bisa nyumbang retribusi anu munel pikeun ngaronjatkeun PAD.

Tina Perda Panataan 5 wilayah, aya parobahan wilayah di lima desa jeung kacamatan. Lima desa eta ngawengku Desa Kasturi jeung Desa Paderek ti Kacamatan Kramatmulya asup ka Kacamatan Kuningan. Kitu deui Desa Nanggerang ti Kacamatan Kramatmulya asup ka Kacamatan Jalaksana. Ari dua desa ti Kacamatan Cimahi nyaeta Desa Cikaduwetan jeung Benda asup ka Kacamatan Luragung.

Tapi aya lima desa anu nolak misah ti kacamatan ayeuna, desa eta ngawengku Desa Sindangbarang Kac. Jalaksana, Desa Mekarjaya jeung Desa Cimulya Kac. Cimahi, sarta Desa Mandapajaya Kac. Cilebak. (Nu Nulis : Pemimpin Redaksi Tabloid Identitas Bangsa)

Ngaruwat Desa Ngamumule Ajen Budaya Bangsa

Karangkancana, IB

Ciri sabumi cara sadesa can tangtu sarua di unggal desa. Ari di Desa Tanjungkerta Kacamatan Karangkancana mah ngayakeun Upacara Adat Ruwatan (tolak bala). Acara ieu numutkeun Kuwu Tanjungkerta, Dadi Herawady minangka sukuran ka Allah swt ku cara ngaruwat desa.

“Acara dilaksanakeun dipalar sangkan patani marukti, kaum pagawe gajihna garede, nu usaha bisa waluya sarta sing dijauhkeun tina balai,” saur Kuwu Dadi, di rompokna, Rebo (6/1).

Ruwatan dilaksanakeun lamina tilu jam ti awitan tabuh hiji tepi ka tabuh opat sonten, ping 28 – 29 Desember 2009 (11 – 12 Muharaam 1431H) nu anyar kaliwat.  Acara diluluguan ku Ki Dalang Ajat Indrajaya ti Bandung. Ki dalang Ajat medar carita Batara Kala anu disaluyukeun sareng ajaran Islam. Samemehna meuncit embe kendit heula minangka tolak bala anu dipupuhuan ku Mama Rukanta, hiji pinisepuh di Desa Tanjungkerta.

Acara diluuhan ku Ketua Umum TP PKK Kab. Kuningan, Hj. Utje Ch. Suganda, S.Sos, Camat Karangkancana, Dede Dusro, S.AP, Muspika katut warga masarakat .

Ki Dalang Asep Komawijaya, wengina ngeusi acara sapeuting jeput mintonkeun kaparigelan dina raraga ngahibur masarakat. Acara ieu asa mernah luyu sareng tema acara nyaeta “ngajaga tradisi, ngaraksa adat baheula, nanjeurkeun ajeun budaya bangsa katut agama”.

Dina panggung katingali runtuyun bubuahan jeung beubeutian hasil tatanen para patani. Dina lolongkrang eta, katiten oge puluhan warga nu ngabarantun wadah cai  pikeun ngabarantun Cai nu hasil tina ruwatan nu tos disayagikeun ku panitia. “Alhamdulillah ku dilaksanakeun Ruwatan eta kenging pangangken ti pinisepuh, jalaran salami opat puluh tahun nembe ayeuna tiasa dilaksanakeun Ruwatan Desa,” saur Dadi.

Ari waragadna hasil tina rereongan sukarela ti warga kalayan ikhlas tur sumanget dina waktu dua minggu bisa ngumpulkeun artos Rp. 26 juta. “Jalaran Ruwatan Desa mangrupa carek (kahayang) nu ti baheula dina prakna warga teu ngaheskheun dina rereongan ngumpulkeun waragad. Malah teu saeutik anu langsung nganteurkeun ka panitia,” saurna ngajentrekun.

Dipiharep tina acara ieu aya kasaluyuan dina ngalarapkeun hukum pamarentah, hukum Islam jeung adat istiadat dina kahirupan sapopoe.

Sajarah Tanjuungkerta

Ceuk ujaring carita, nu ngageugeuh Desa Tanjungkerta nyeta Nyi Mas Tanjungsari, trah Nyi Mas Gandasari ti Cirebon Girang.

Desa Tanjungkerta samemehna boga ngaran Tanjungsari, ngadeg kurang leuwih taun 1446M. eus sababaraha kuwu Desa Tanjuungsari boga kuwu. Dina hii mangsa aya pamilon Kuwu anu kaleresan calonna ti Kampung Tanjungsari jeung ti Sampay. Hasil tina pamilon, anu dipercanten kapancen janten kuwu asalna ti Sampay.

Dina hiji waktu di Desa Tanjungsari aya pemilon kuwu, salasahiji calon ti wewengkon ieu. Jalaran eleh dina pamilon eta, teu lila ti harita ngadegkeun Desa Tanjungkerta. Ari nu sabeulahna, Sampay jadi Desa Sukasari anu ayeuna dipupuhuan ku Kuwu Kursini. (tan)