Drs. H. Atang Sugiono, M.Si., Ketua Umum terpilih Pengurus Cabang PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) Kabupaten Kuningan terobsesi untuk melahirkan pebulutangkis nasional.
Hal itu diungkapkan saat penutupan Musyawarah Cabang Pengcab PBSI Kab. Kuningan di Aula SMPN 1 Kuningan, Minggu (22/5). Pada Muscab itu, Atang Sugiono yang merupakan pejabat di Kementerian Perindustrian RI dipilih secara aklamasi oleh peserta untuk memimpin PBSI Kab. Kuningan periode 2011 – 2015.
Menurut Atang, bulutangkis merupakan cabang olah raga yang digemari oleh sebagian besar masyarakat Kuningan. Hal itu nampak bahwa berdasarkan data saat ini terdapat 136 klub yang tersebar di tujuh wilayah. Bahkan dari klub itu diantaranya telah menorehkan prestasi yang membanggakan.
Namun Ia mengakui adanya beberapa kendala yang dihadapi, diantaranya kesulitan pendanaan dalam pembinaan atlet, banyaknya pemain andal yang hengkang, dan belum memiliki gedung khusus PBSI.
“Ke depan kita ingin pebulutangkis Kuningan bisa bicara di level nasional maupun internasional. Untuk mewujudkan itu tentu harus memenuhi empat faktor yakni dukungan sumber daya manusia (SDM), sarana dan prasarana, organisasi yang profesional dan dukungan finansial (dana) yang memadai,” ucap H. Atang.
Untuk SDM, berdasarkan data kependudukan Kab. Kuningan, yang berusia antara 6 – 24 tahun sekira 189.000 jiwa. “Bila dari jumlah itu 10 persen saja menyukai bulutangkis, maka kita akan memiliki calon pebulutangkis 18.000 orang,” terangnya.
H. Mulyana Nurhakim, S.Sos, M,Si yang telah memimpin PBSI Kuningan selama tiga periode menginginkan penerusnya bisa membuat terobosan baru dan mengatasi kendala yang selama ini dihadapi.
Ketua Umum Pengda PBSI Jabar, Ir. Lufti Hamid melalui Ketua Bidang Pembinaan Daerah, H. Aan Suganda, S.Pd mengharapkan Musda menghasilkan solidaritas dan kebersamaan tritunggal antara pengurus, pelatih dan atlet.
Untuk itu, katanya, perlu pembinaan potensi atlet yunior secara berkesinambungan. Dalam hal ini, Pengda PBSI memiliki kewajiban mengadakan kompetisi antar klub secara teratur. Selain itu, mengadakan kejuaraan tingkat cabang kelompok umur, dan registrasi klub-klub yang dikukuhkan oleh Pengcab.
Pembinaan dan pengembangan atlet dimaksud harus selaras mulai dari klub, cabang, provinsi dan pusat. “Mari kita tingkatkan koordinasi dalam merencanakan dan melaksanakan pertandingan, baik wilayah Cirebon, Jabar maupun nasional guna kesinambungan kaderisasi dan prestasi bulutangkis nasional,” ucap Aan.
Sebagai gambaran, Aan Suganda menyebutkan beberapa atlet dan pelatih asal Kuningan yang telah bicara pada level provinsi dan nasional. Mereka diantaranya Djodjo Suhardjo, atlet potensial Jabar 1960-an dan Yani Hirawan juara I putra yunior Jabar 1980-an, tercatat sebagi siswa SMA Ragunan Jakarta dan rangking IV nasional.
Selanjutnya, Yaf Cuk Ming juara ganda putra nasional bersama klub Bimantara Tangkas Jakarta, Nanan Setiana juara ganda putra nasional, dan Erwin Wihardi juara ganda putra nasional. Kemudian, Dodi Setiadi juara tunggal putra yunior Jabar bersama Ardath Bandung, dan Beng Santoso juara I yunior Jabar bersama klub Mutiara Bandung.
Sedangkan jajaran pelatih yang telah punya nama yakni Dodi Setiadi, melatih di Kerajaan Brunei Darussalam dan Asep Suharno, Pelatih Tim Nasional Vietnam. Sebelumnya Asep melatih Tim Nasional Singapura, Pelita Jaya Jakarta dan Jaya Raya Jakarta. (tan)